CROSS-GENERATION COMMUNICATION

Kasih sayang tanpa batas antara orang tua dan anak tidaklah tumbuh secara alamiah pada manusia. Konflik antargenerasi seringkali muncul dikarenakan keterbatasan waktu dan keterampilan interpersonal orang tua maupun anak.

Sebagai orang tua, mereka ingin memberikan dukungan finansial yang mencukupi bagi anak-anaknya sehingga memfokuskan waktunya untuk bekerja. Sebagai anak, ia menginginkan perhatian yang banyak dari orang tua. Selain keterbatasan waktu dari orang tua, urutan anak dalam keluarga pun seringkali menjadi penyebab kurangnya perhatian yang diberikan oleh orang tua. Faktor gender juga memiliki pengaruh terhadap besarnya kasih sayang yang diterima anak. Pada keluarga yang menganut paham patriarki, anak laki-laki lebih diutamakan daripada anak perempuan.

Berikut ini strategi yang bisa dilakukan orang tua saat menghadapi konflik dengan anak.

  • Anda perlu menyatakan posisi Anda dengan jelas dan jujur pada situasi tersebut. Anda harus membiarkan anak untuk membuat keputusannya sendiri dan bertanggung jawab atas pilihan yang dibuat. Anda perlu memastikan rasa cinta Anda tidak akan berubah apapun keputusan yang dibuat anak.
  • Pertahankan komunikasi agar tetap terbuka dengan anak. Cara berkomunikasi pun harus dilakukan secara sopan dan saling menghargai. Anda perlu mendengarkan pendapat anak tanpa menghakiminya sambil terus mendorong anak bercerita tentang sudut pandang yang dimilikinya. Sampaikan keinginan Anda untuk membahas mengenai hal-hal yang menjadi kelemahan Anak.
  • Pastikan seluruh anak mendapatkan perhatian yang sama. Jangan berasumsi sendiri bahwa Anda telah memberikan kasih sayang yang sama besarnya bagi seluruh anak. Tanyakan secara lembut kepada anak-anak pendapat mereka tentang kasih sayang yang diberikan oleh orang tuanya selama ini.

Tips berikut dapat dilakukan oleh anak yang memiliki konflik dengan orang tua.

  • Jika Anda tidak paham nasihat maupun kritik dari orang tua, tanyakan kembali apa yang maksud dari ucapan tersebut. Saat Anda tidak paham menjadi anak yang baik itu ‘bentuknya’ seperti apa, maka Anda perlu menanyakan kepada orang tua. Dengan demikian, Anda sebagai anak dapat mengikuti arahan dari orang tua.
  • Jangan menuntut orang tua untuk dapat memahami situasi yang dihadapi dari sudut pandang Anda. Diskusi terbuka dengan orang tua perlu dilakukan agar terjadi kesamaan pemahaman terhadap situasi yang terjadi.
  • Posisikan diri Anda sebagai seorang dewasa, meskipun Anda tetap memiliki peran sebagai anak dalam keluarga. Jelaskan posisi dan peran Anda sebagai seorang yang telah dewasa kepada orang tua.

Tinggalkan Komentar