Salah satu fungsi penting penggunaan gawai oleh anak adalah mempermudah interaksi bersama orang tua maupun teman. Anak bisa segera menginformasikan kegiatan yang berlangsung di sekolah. Mereka pun menjadi lebih mudah untuk berdiskusi bersama temannya saat menghadapi kesulitan dalam pelajaran.
Berdasarkan penelitian oleh Nagata, et al. (2024) didapatkan bahwa anak-anak dengan screen time yang lebih banyak memiliki kendala kesehatan mental yang lebih banyak, termasuk kecemasan, depresi, gangguan berkonsentrasi, dan bertindak impulsif. Isu selanjutnya adalah mengapa penggunaan gawai sangat mempengaruhi perasaan anak. Nagata, et al. menjelaskan bahwa saat anak dipaparkan pada layar gawai otak akan menghasilkan hormon dopamin. Saat tingkat dopamin seseorang meningkat, maka ia akan merasa lebih bahagia. Masalahnya adalah saat penggunaan gawai menurun, tingkat dopamin pun ikut menurun sehingga muncul perasaan kesal dan tidak puas tanpa bermain gawai. Saat level dopamin terus menurun untuk waktu yang lama, dampak selanjutnya adalah munculnya depresi.
Selain itu, penggunaan gawai secara berlebihan membuat aktivitas luar ruangan yang bisa meningkatkan kesehatan anak semakin menurun. Padahal penelitian membuktikan bahwa anak-aak yang menghabiskan banyak waktunya bermain di area hijau seperti taman dan lapangan, memiliki kendala kesehatan mental yang lebih rendah. Penggunaan gawai yang berlebihan pada remaja memiliki dampak negatif yang lebih besar. Pada remaja, fluktuasi hormonal dan tekanan sosial dapat menyebabkan kondisi mental terganggu sehingga kebanyakan dari mereka menggunakan gawai untuk membantu menyeimbangkan perasaannya.
Menghadapi situasi yang semakin moderen dengan teknologi yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, yang terpenting saat ini adalah mengatur penggunaan gawai secara seimbang sehingga tidak menyebabkan kecanduan, terutama pada anak dan remaja. Orang tua dan anak perlu mendiskusikan alokasi waktu untuk penggunaan gawai sesuai kebutuhan anak. Ketika mendiskusikan waktu untuk bermain gawai, perlu juga dialokasikan waktu untuk mengikuti kegiatan di luar rumah yang memungkinkan anak untuk melakukan pergerakan fisik dan interaksi bersama orang lain.