Membuat kesalahan merupakan hal dapat dimaklumi sebagai seorang manusia. Namun, perlu disadari bahwa setiap kesalahan yang dilakukan memiliki konsekuensi yang perlu ditanggung oleh orang yang bersangkutan maupun pihak lain. Kegagalan seorang pemimpin membuat keputusan yang bijak dapat menyebabkan konsekuensi yang luas, seperti membuat perusahaan merugi, menyebabkan pegawai diberhentikan secara tidak adil, dan sebagainya.
Kemampuan berpikir manusia memiliki keterbatasan yang mempengaruhi keputusan yang dibuatnya. Hal tersebut biasa disebut dengan cognitive bias. Cognitive bias merupakan perbedaan dalam memahami dan mempersepsikan situasi yang terjadi sehingga mengarahkan seseorang membuat kesimpulan yang salah tanpa disadari. Terdapat lima macam cognitive bias yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang.
- Attribution Bias
Kesalahan ini yang terjadi karena penjelasan yang diberikan terhadap fakta yang ada tidak sesuai. Salah satu tipe attribution bias adalah ‘self-serving’ dimana seseorang hanya melihat fakta yang sesuai dengan keyakinan yang dimiliki. Jika keputusan yang dibuatnya berhasil, maka ia akan menerima pujian atas kesuksesannya. Sedangkan, ia akan menyalahkan orang lain jika keputusannya tersebut gagal. - Mengabaikan faktor keberuntungan
Terkadang tidak ada penjelasan yang pasti atas hasil baik yang didapatkan. Pada beberapa situasi terdapat hal yang tidak dapat dikontrol. Namun, orang-orang cenderung mengabaikan adanya faktor keberuntungan yang memunculkan hasil positif. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang yang terlalu mengontrol diri dan lingkungan sesuai dengan keinginannya. - Tidak memiliki keterampilan yang memadai dan tidak menyadari kekurangan tersebut
Kesalahan proses berpikir ini menyebabkan orang -orang yang kurang kompeten berpikir bahwa mereka terampil dalam pekerjaannya dan orang lain hanya meremehkan dirinya. Situasi ini dapat terjadi pada orang yang merasa tinggi hati atas jabatannya sebagai pemimpin. Kegagalan mereka mengenali permasalahan dalam tim maupun perusahaan dapat mengakibatkan konsekuensi bagi berbagai pemangku kepentingan. - Memory bias and unreliability
Berdasarkan penelitian, orang memiliki kecenderungan untuk mengubah memori yang dimiliki menjadi lebih baik daripada kenyataan yang sebenarnya. Kondisi ini membuat pada pemimpin melihat dirinya sebagai pahlawan bagi timnya. Konsekuensi dari perubahan memori ini adalah terjadinya kesalahan dalam menyusun rencana (planning fallacy) akibat melebih-lebihkan tingkat kesuksesan yang dapat terjadi atas strategi yang dibuat. - Langsung membuat kesimpulan sesuai yang diinginkan
Kondisi yang seringkali disebut fast thinking menyebabkan seseorang berpikir secepat mungkin dan mengabaikan detail dari data yang tersedia. Situasi ini biasanya terjadi pada saat seseorang berada dalam tekanan. Akibatnya, keputusan dibuat berdasarkan informasi yang berasal di masa lalu. Namun, informasi yang ada di memori cenderung berubah dari fakta sebenarnya. Proses berpikir yang demikian menyebabkan keputusan yang dibuat menjadi kurang tepat untuk diterapkan pada situasi saat ini.