MENGENAL SEORANG ‘PEOPLE-PLEASING’

People-pleasing merupakan label yang diberikan kepada seseorang yang selalu berusaha menyenangkan orang lain. Perilaku mengutamakan kepentingan orang lain ini seringkali muncul sebagai respon atas kecemasan terhadap reaksi penolakan yang dimunculkan oleh orang lain. People-pleasure biasanya mengubah sudut pandangnya agar sesuai dengan tuntutan dari lingkungan. Kondisi tersebut menjadi suatu masalah saat perubahan diri dilakukan secara konsisten dan signifikan yang menyebabkan seseorang kehilangan jati diri dan bergantung pada bagaimana lingkungan mendefinisikan dirinya. 

Saat Anda berusaha memenuhi harapan orang lain, Anda kehilangan kontrol atas emosi yang muncul pada diri sendiri. Situasi ini membuka kesempatan bagi orang lain untuk memanipulasi emosi Anda. Anda menunggu orang lain untuk menentukan batasan emosi boleh dirasakan. Hal tersebut Anda lakukan karena mengelola emosi diri sendiri diantara orang-orang yang kecewa dengan diri Anda merupakan situasi yang menakutkan. Pada akhirnya situasi tersebut akan menyebabkan putusnya relasi Anda dengan orang tersebut atau menciptakan jarak dengannya.

Mengubah seorang people-pleasing dapat dimulai dengan meningkatkan kesadaran mengenai kondisi diri (self awareness) dan komitmen untuk meningkatkan regulasi emosi (emotional self-regulation). Mulailah dengan mengenali perasaan yang dimiliki dan menyadari kapan Anda perlu mengutamakan kebutuhan orang lain daripada kebutuhan diri. Melakukan pencatatan diari dapat menjadi alat bantu yang bermanfaat. Tuliskan perasaan dan situasi spesifik yang menyebabkan munculnya perasaan tersebut.

Perubahan secara bertahap merupakan hal yang penting. Anda bisa berlatih mengatakan tidak pada permintaan minor yang tidak sesuai dengan nilai atau prioritas yang Anda miliki. Seiring dengan kepercayaan diri yang dibangun, Anda bisa memperluas jangkauan situasi yang lebih kompleks. Namun, perlu disadari bahwa Anda tidak boleh bersikap egois dalam memprioritaskan kesehatan emosional diri.

Anda perlu bersikap selektif dalam menjalin relasi dengan orang lain. Bangunlah hubungan dengan orang yang mampu menghargai kebaikan yang Anda tanpa mengeksploitasinya. Memilki kecakapan berkomunikasi yang asertif dapat membantu Anda saat mengingatkan rekan yang melewati batasan yang telah Anda tetapkan. Komunikasikan perasaan Anda secara jelas dan tegas. Anda perlu menyadari bahwa bersikap tegas bukan berarti Anda menjadi orang yang jahat. Melainkan, Anda membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.

Tinggalkan Komentar