Anda perlu menilai bagaimana cara Anda menggunakan sosial media. Apakah Anda suka membaca informasi secara mendalam atau hanya sekilas saja? Seberapa selektif Anda dalam memilih akun yang diikuti di sosial media? Bagaimanapun sikap Anda dalam bersosial media, interaksi yang terjadi dengan media online akan menentukan tipe informasi yang disajikan. Di saat yang bersamaan, sikap tersebut dapat mempengaruhi kerentanan Anda terhadap informasi palsu atau hoax.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kerentanan seseorang untuk mempercayai berita hoax. Berikut ini merupakan kerangka teori yang disusun oleh para psikolog untuk memahami sikap seseorang terhadap berita hoax. Terdapat empat tahap yang mempengaruhi tingkat kepercayaan terhadap berita yang disajikan dalam sosial media.
- Source Selection (pemilihan sumber informasi)
Tahap ini menunjukkan bagaimana seseorang membentuk lingkungan informasi online-nya. Cara seseorang menentukan akun yang akan diikuti merupakan salah satu bentuk pemilihan sumber informasi. Biasanya seseorang akan memilih akun yang memberikan informasi yang sesuai dengan minat atau kepentingan pribadi tertentu. - Information Selection (pemilihan informasi)
Kebanyakan pengguna sosial media melakukan mindless scrolling saat membaca berita online, dimana mereka tidak membaca berita yang diberikan secara mendalam dan menyeluruh. Selain itu, para pengguna sosial media mudah membuat penilaian hanya berdasarkan sepenggal informasi yang dibagikan dalam konten. - Evaluasi
Telah banyak penelitain yang berfokus pada bagaimana individu mengevaluasi berita online. Faktor utama yang mempengaruhi proses evaluasi adalah adanya perbedaan individual dalam pengambilan keputusan berdasarkan intuisi. Seseorang yang sangat menggunakan intuisinya atau penilaian yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh kondisi emosinya cenderung lebih mudah untuk mempercayai berita hoax. - Reaksi
Tahap terakhir dari kerangka teori ini adalah reaksi yang diberikan pengguna sosial media terhadap berita yang disajikan. Dalam penggunaan sosial media, reaksi yang dimaksud dapat berupa mengklik ikon ‘menyukai’, memberikan emotikon ’jempol’, memberikan komentar, maupun membagikan konten kepada orang lain. Reaksi yang dimunculkan seseorang seringkali dipengaruhi oleh identitas diri yang ingin ditampilkan dalam jaringan sosial medianya.
Kerangka teori diatas dapat dimanfaatkan untuk menganalisa dan menginterpretasikan pola seseorang terhadap informasi di sosial media. Kerangka ini dapat digunakan dalam mengembangkan desain intervensi untuk melindungi pengguna sosial media terhadap berita hoax. Tahapan yang terdapat dalam kerangka ini dapat berdiri sendiri, yang berarti tidak semua pengguna sosial media pasti menunjukkan keterlibatan dalam keempat tahapan tersebut dan pendekatan setiap individu dalam keempat tahap tersebut dapat sangat beragam.
Sumber:
How to Guard Yourself Against Fake News
https://www.psychologytoday.com/intl/blog/stretching-theory/202406/how-to-guard-yourself-against-fake-news