Kompetisi selalu terjadi pada seluruh aspek kehidupan seseorang. Seringkali kita diajarkan bahwa mendapatkan nilai yang tinggi di sekolah akan membuat seseorang diterima pada universitas yang bereputasi baik sehingga mereka akan mendapatkan pekerjaan dengan gaji maupun kekuasaan yang besar. Pernyataan tersebut mendorong kita untuk bersikap secara agresif dan kompetitif agar mendapatkan kehidupan yang sukses.
Beragam aspek eksternal menjadi penanda kesuksesan seseorang di masyarakat, seperti: gaji, pekerjaan, pendidikan, rumah, kendaraan, bahkan pakaian dan aksesoris fashion lainnya. Kelas ekonomi dan sosial di masyarakat sangat ditentukan oleh konsep sukses tersebut. Kompetisi yang terjadi untuk mencapai kesuksesan sesuai standar masyarakat memberikan tekanan yang besar bagi seluruh pihak. Bahkan seseorang yang telah mencapai seluruh standar kesuksesan tersebut masih merasa perlu mencapai tingkat yang lebih tinggi lagi. Seluruh usaha untuk menjadi yang ‘tersukses’ merupakan suatu ilusi karena akan selalu ada orang memiliki kekayaan, kekuasaan, atau popularitas yang lebih besar.
Dalam buku Success Built to Last (2016), Jerry Porras, Stewart Emery, dan Mark Thompson, menyatakan bahwa ‘Jika kesuksesan yang diinginkan hanya berupa kekayaan, kekuasaan, dan popularitas, maka hal tersebut tidak akan bertahan lama dan tidak memberikan kepuasaan’. Konsistensi dalam mengejar mimpi sesuai dengan minat dan keberanian menghadapi tantangan untuk mencapainya merupakan rahasia kesuksesan seseorang. Anda tidak perlu bersaing dengan orang lain untuk mencapai kesuksesan sesuai norma yang berlaku di masyarakat karena Anda yang menentukan apa definsi sukses itu.